Senin, 19 November 2007

Puasa dari Tinjauan Medis, Sehatkah??

Puasa dari Tinjauan Medis, Sehatkah??

Sudah menjadi kesepakatan para ahli medis, bahwa hampir semua penyakit bersumber pada makanan dan minuman yang mempengaruhi organ-organ pencernaan di dalam perut. Maka sudah sewajarnyalah jika dengan berpuasa organ-organ pencernaan di dalam perut yang selama ini terus bekerja mencerna dan mengolah makanan untuk sementara diistirahatkan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari selama satu bulan.

Dengan berpuasa ini maka ibarat mesin, organ-organ pencernaan tersebut diservis dan dibersihkan. Menurut Rachmat Sugih, ahli gizi medik pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, puasa memang bermanfaat. Salah satu hadis Nabi Muhammad SAW menyebutkan: "Berpuasalah kamu supaya sehat." Ia juga melihat puasa dikenal sejak zaman Socrates sebagai salah satu cara penyembuhan. Sebab, selama puasa, zat-zat beracun yang ada atau zat berlebihan dalam tubuh dibuang. Pada rentang waktu itu pula, alat pencernaan beristrahat setelah bekerja keras sebulan penuh. Jadi, puasa berperan sebagai alat detoksifikasi

Beberapa temuan ilmiah-medis terkait manfaat puasa :

  1. Fasten Institute (Lembaga Puasa) di Jerman menggunakan puasa untuk menyembuhkan penyakit yang sudah tidak dapat diobati lagi dengan penemuan-penemuan ilmiah dibidang kedokteran. Metode ini juga dikenal dengan istilah "diet" yang berarti menahan / berpantang untuk makanan-makanan tertentu.
  2. Dr. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya yang berjudul "Al Islam wat Tibbul Hadits" menjelaskan bahwa puasa adalah obat dari bermacam-macam penyakit diantaranya kencing manis (diabetes), darah tinggi, ginjal, dsb.
  3. Dr. Alexis Carel seorang dokter internasional dan pernah memperoleh penghargaan nobel dalam bidang kedokteran menegaskan bahwa dengan berpuasa dapat membersihkan pernafasan.
  4. Mac Fadon seorang dokter bangsa Amerika sukses mengobati pasiennya dengan anjuran berpuasa setelah gagal menggunakan obat-obat ilmiah.

Puasa terbukti mampu meningkatkan derajat kesehatan. Penyakit maag, tekanan darah tinggi, dan kadar gula darah akan lebih terkontrol. Penelitian menunjukkan, puasa sangat baik dilakukan oleh orang yang kadar kolesterol di dalam darahnya tinggi. Bukan rahasia lagi, kadar kolesterol darah yang tinggi secara jangka panjang bisa mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Bila hal ini terjadi di otak, maka terjadilah stroke, dan bila terjadi di daerah jantung maka timbullah penyakit jantung. Dari hasil penelitian pula diketahui, puasa bisa meningkatkan kolesterol 'baik' (HDL) sebanyak 25 titik, dan menurunkan lemak trigliserol sekitar 20 titik. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol 'jahat' (LDL). Walaupun sering terjadi pada beberapa hari pertama puasa, beberapa penderita penyakit akan mengalami gejala seperti mual, diare, sakit kepala, dan lemas. Ini biasa karena terjadi perubahan ritme biologis tubuh sebelum dan ketika berpuasa. Maksudnya, karena terbiasa makan pukul 12.00, sekitar jam itu enzim pencernaan pun mulai diproduksi. Karena tak biasa puasa, enzim pencernaan pun telanjur keluar, sehingga timbul mual dan lemas.

Puasa juga akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Tahukah Anda, radikal bebas oksigen yang berlebihan di dalam tubuh akan mengurangi aktivitas kerja enzim, menyebabkan terjadinya mutasi, dan kerusakan dinding sel. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan stroke, dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas.

Bagi orang yang sehat, puasa juga akan mengurangi risiko terkena penyakit diabetes tipe-2. Ini karena saat puasa, dengan sendirinya konsumsi kalori secara fisiologis akan berkurang. Hal ini akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Lebih jauh, hal ini akan meningkatkan sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah. Pengontrolan gula darah yang baik akan mencegah penyakit diabetes tipe-2.

Selain itu, seperti dijelaskan oleh dokter Probosuseno SpPD, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta, ada beberapa manfaat lain dari puasa untuk kesehatan, yaitu:

  • Mendorong terjadinya rejuvinasi (pergantian) sel-sel tubuh.
  • Membantu menurunkan tekanan darah bagi yang menderita tekanan darah tinggi.
  • Berat badan juga akan turun.
  • Dispepsia (maag) fungsional kebanyakan akan membaik berkat puasa.
  • Penyakit kulit khususnya jamur akan lebih cepat membaik.
  • Puasa dapat meningkatkan volume semen, persentase spermatozoa hidup dan jumlah total spermatozoa.

Hembing Wijayakusuma, ahli pengobatan tradisional, pernah menelusuri rahasia puasa selama 36 tahun. Menurut dia, seperti dikutip dalam bukunya, Puasa Itu Sehat, puasa menghasilkan efek kekuatan luar biasa bagi tubuh. Ketika berpuasa, sekitar 600 milyar sel dalam tubuh menghimpun diri agar dapat bertahan hidup.

Tentu saja, puasa akan terlihat manfaatnya jika dikerjakan secara benar: berpuasa selama 14 jam. Selain itu, tak menunda-nunda waktu buka puasa atau mempercepat sahur. Ini biasanya cobaan yang terkadang sulit dihadapi sejumlah muslim. Mereka mempercepat sahur pada pukul 01.00 karena malas makan pada pukul 04.00 atau menjelang imsak. Atau malah sahur pada pukul 10 malam. Bila itu yang terjadi, justru penyakit yang bakal muncul. Sebab, pada saat puasa, cadangan glikogen pada tubuh akan dikeluarkan dan dirombak menjadi tenaga. Tapi, cadangan glikogen ini terbatas. Bila ia habis, tubuh akan mengorbankan lemak dan protein untuk diolah sebagai tenaga. Bila itu terjadi, badan akan terasa lemah, loyo, dan tak bisa menjalani aktivitas seharian. Jadi, puasa tetap ada aturannya.

Lakukan secara benar

Agar puasa yang tengah kita jalankan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesehatan, maka laksanakan puasa dengan benar. Puasa yang benar artinya puasa yang sesuai dengan kaidah agama, juga kesehatan. Agar puasa menyehatkan, beberapa prinsip yang mesti diperhatikan adalah (http://www.gizi.net/ gaya hidup, diakses melalui situs Google pada tanggal 29 September 2007) :

  • Makan dan minum yang cukup, sekitar 8-10 gelas sehari. Dalam hal minum ini, para lansia (lanjut usia) seringkali tidak merasa haus walau baru minum sedikit. Namun demi kesehatan, hendaknya diusahakan untuk minum yang cukup meski tidak haus. Minum air di sini tidak selalu berarti air putih semata, tetapi minum teh, susu, jus buah, koktil buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam jumlah air yang kita konsumsi.
  • Untuk kebutuhan kalori, biasanya wanita membutuhkan kalori sekitar 1.900 kalori, sementara pria 2.100 kalori. Kalori sebanyak ini bisa terpenuhi dari makanan dan minuman yang disantap selama sahur dan buka puasa. Tapi tentunya, makanan dan minuman itu harus memenuhi standar gizi yaitu 50 persen karbohidrat, 25 persen lemak, 10-15 persen protein, serta vitamin dan mineral secukupnya. Untuk makanan, sebaiknya pilih makanan alami karena lebih aman. Misalnya: karbohidrat diperoleh dari nasi, kentang, mi atau jagung. Protein dari daging, ikan, tempe, tahu, dan lain-lain. Sedangkan sumber vitamin dan mineral ada pada sayuran dan buah-buahan berwarna kuning, hijau tua, dan merah.
  • Saat berbuka puasa, hendaknya tidak makan sekaligus banyak, tapi secara bertahap. Dimulai dengan menikmati makanan ringan atau minuman yang manis-manis, seperti kurma. Selain berguna untuk menyuplai energi, kurma juga kaya kandungan zat gizi seperti kalium, magnesium, niasin, dan serat.
  • Sedangkan pada saat sahur, meski kurang bernafsu untuk makan karena rasa kantuk belum hilang, sebaiknya digunakan sebaik-baiknya. Ada anjuran untuk makan sahur selambat mungkin, kira-kira setengah jam sebelum Imsak. Tapi ingat, sebaiknya makan sahur tidak terlalu kenyang, kira-kira sepertiga dari kebutuhan kalori sehari.
  • Jika tidak bisa makan nasi dalam jumlah yang cukup banyak (karena ada perubahan pada lambung dan gerakan usus) cobalah untuk makan camilan. Untuk mencegah sembelit, sebaiknya sayur dan buah dikonsumsi setiap hari. Jika perlu mengonsumsi suplemen.
  • Istirahat di waktu siang hari. Ini berguna untuk menghindari keluarnya keringat yang sangat banyak.
  • Jika ingin olahraga, bisa dilakukan pada sore hari sekitar satu atau setengah jam sebelum berbuka.

Selamat Mempraktekkan..!!

Tidak ada komentar: